Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Ajak Pemilih Pemula berperan aktif dalam pengawasan pemilh

Anggota Bawaslu Kabupaten Way Kanan Sigit Dwi Suwardi dalam menyampaikan materi, Jumat (27/10/2023).

Bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tunas Wiyata Way Tuba, Way Kanan telah berlangsung kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Kepada Pemilih Pemula. Jumat, 27/10/2023.

Pemilih pemula adalah mereka yang belum pernah menggunakan hak suaranya di Pemilu maupun Pemilihan, termasuk juga purnawirawan TNI dan Polri yang baru punya hak suara setelah pensiun.

Namun Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Way Kanan memfokuskan kepada mereka Pemilih Pemula yang berusia 17 tahun pada saat hari pemungutan suara (14 Februari 2024) yang saat ini banyak menduduki kelas XII ditingkat menengah atas maupun kejuruan. SMK Tunas Wiyata dijadikan Pilot Project perdana bagi Bawaslu Way Kanan karena letaknya berada didaerah perbatasan dengan Provinsi Lampung-Sumsel dan Pihak sekolah mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan.

Hal tersebut sebagaimana diungkap Hendro Pramujati selaku Waka Kurikulum sekolah tersebut saat memberikan sambutan.

"Alhamdulillah kita patut bersyukur karena anak didik kita mendapatkan kesempatan untuk diberikan pendidikan politik karena hal ini sangat penting bagi anak-anak yang baru sekali ini akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tahun 2024". Ungkap Hendro.

Ucapan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada SMK Tunas Wiyata sehingga dapat menjadi Pilot Project pertama Bawaslu Way Kanan perihal pemilih pemula. Tambah Hendro.

Kegiatan yang dilakukan di gedung serbaguna SMK Tunas Wiyata yang bercorak biru putih tersebut berlangsung meriah, dibanjiri pertanyaan interaktif dan juga Doorprize dari panitia. Panasnya cuaca disiang hari rupanya sudah menjadi hal yang biasa bagi peserta didik maupun dewan guru karena sekolah tersebut melakukan proses belajar mengajar pada siang sampai dengan sore hari.

Suasana semakin pecah tatkala para murid berebut menunjukan tangan sembari mengucap saya kak, saya. Hal tersebut terjadi saat pemateri dari Pimpinan Bawaslu Way Kanan (Sigit Dwi Suwardi) memberikan pertanyaan siapa yang ingin jadi anggota DPRD atau Bupati Way Kanan.

Namun selanjutnya suaranya tersebut tidak lagi menjadi berebut dan dengan serentak mereka mengatakan "huuuuuu". Karena kalimat selanjutnya yang disampaikan pemateri adalah : yang mau jadi anggota DPRD 500 juta, kalau ada yang nawar kita naikan lagi.

Ilustrasi diatas akan benar-benar terjadi perihal pelelangan kursi jabatan lima tahunan apabila Money politic terus terjadi dan merajalela. Kita bersyukur tinggal di negara demokrasi sehingga kita memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Pemimpin negeri ini.

"Bisa kita bayangkan apabila kita hidup di negara kerajaan, maka kita orang biasa tidak akan pernah bisa menjadi raja maupun orang penting didalam istana, demokrasi memberikan kita ruang untuk mengabdikan diri sebagai pejabat yang akan melangsungkan roda pemerintahan dengan syarat memperoleh kepercayaan dari masyarakat dengan melalui proses Pemilu. Oleh sebab itu, jangan kita biarkan tangan-tangan jahat akan menguasai dan mengatur berjalannya roda pemerintahan di Republik ini". Jelas Sigit Dwi Suwardi.

Angga slaah satu siswa dari kelas XII memberikan pertanyaan tentang bagaimana cara agar money politic tidak tumbuh subur dalam setiap pesta demokrasi?. Sigit menjawab bahwa secara bersama kita (Pemilih, Peserta, Penyelenggara Pemilu) menjadikan Politik uang itu musuh bersama.

Kesadaran para pemilih akan bahayanya korupsi yang dilakukan pejabat salah satu sebabnya adalah Cost Politik yang mahal, oleh sebab itu kita harus membantu memberikan gak suara kita kepada bukan mereka yang bayar melainkan mereka yang memiliki visi-misi jelas saat ia menjabat nanti.

Selain itu juga, perlu komitmen yang kuat dari setiap peserta Pemilu untuk tidak melakukan perbuatan yang jelas dilarang undang-undang Pemilu tersebut.

"Sebenarnya banyak hal yang masih bisa diberikan peserta pemilu kepada pemilih, ada kalender, pakaian, penutup kepala dan lain sebagainya yang diatur dalam bahan kampanye peserta pemilu". Ungkap Sigit.

Kegiatan yang berlangsung sampai dengan sore hari tersebut setidaknya diikuti puluhan peserta dari siswa-siswi SMK Tunas Wiyata Way Tuba yang diharapkan ilmu yang didapat bisa mereka tularkan kepada kawan-kawan lainnya maupun lingkungan dimana mereka tinggal sehingga 14 Februari 2024 selain hari kasih sayang adalah hari kasih suara bukan dengan iming-iming money politic maupun berita hoax dan lain sebagainya.

editor/fotografer : Nurul Azmi

Tag
PUBLIKASI